Katakunci: Spirit akademik, historis, kontekstual Pendahuluan Spirit akademik dalam Islam berawal dari wahyu pertama iqra’ dan telah terbukti dalam sejarah periode klasiknya. g. Dalam bidang tawawuf lahir sejumlah tokoh seperti Dhunnun al-Mis}ri, Abu Yazid al-Bustami, dan Husayn bin Mansur al-Hallaj. h. Dalam ilmu-ilmu pengetahuan
Silsilahsa’adat yang ke-5 adalah Abu Yazid Tayfur Al-Busthami KS. Nama asalnya adalah Tayfur, kuniahnya Abu Yazid, lakabnya Sultanul Arifin, dan nama ayahnya adalah Isa. Beliau lahir pada tahun 188 H (803 M) di kota Bustham di daerah Laut Hazar (Laut Kaspia) bahagian utara Iran. Beliau memiliki 4 orang adik
KetuaUmum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf meresmikan pembentukan kepengurusan masa khidmah 2022-2027. “Alhamdulillah, kami telah berhasil memutuskan susunan lengkap PBNU di dalam rapat bersama formatur yang diikuti oleh Rais Aam dan wakil yang ditunjuk, ketua umum terpilih dan wakil yang ditunjuk, serta para mid
Bidah Kesedihan Pada Rofidhah (Syi’ah) Pada hari kesepuluh dari bulan Muharram, yang dikenal dengan Asyuro, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan al-Husain bin Ali bin Abu Thalib ( semoga Allah meridhoi keduanya) dengan kesyahidan, di tahun 61 H. Kesyahidannya merupakan salah satu yang menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat
Kakeknyaadalah seorang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Syaikh Abu Yazid Al-Busthami dilahirkan pada tahun 188 Hijriyah dan wafat pada tahun 261 Hijriyah. Beliau hidup selama 73 tahun, segenerasi dengan Syaikh Ahmad bin Khadhrawih. Al-Busthami ini juga tercatat pernah menyaksikan Syaikh Abu Hafsh al-Haddad, Syaikh Yahya bin Mu’adz, dan
SyaikhAbu Yazid berkata: "Jika kalimat-kalimat suci itu di ucapkan oleh seorang kafir, maka ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu di ucapkan orang sepertimu, maka kau berubah dari seorang mukmin menjadi lebih buruk dari kafir." Salik itu bertanya: "Kenapa kau menyebutku seperti itu Tuan Guru?"
qD03N. Para Sufi mengungkapkan yang dirasakannya ataupun pengalaman spiritualnya dengan menuliskannya dalam bentuk kitab-kitab, dari kitab-kitab meraka kita dapat mengambil pelajaran tentang Kata Mutiara Sufi yang penuh dengan makna dan pelajaran bagi kita. Kata Mutiara Sufi dari Abu Yazid Al-Busthami * Jangan tertipu dengan orang yang bisa berjalan di atas air atau duduk di atas udara. Tapi lihatlah bagaimana ia melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghindari larangan-larangan-Nya. Sebab setan dapat bergerak dari Timur ke Barat dalam sekejap saja. * Pengikut sufi adalah anak-anak yang berada dala pengakuan yang Maha Benar Allah. * Puncak orang yang paling benar merupakan awal sifat-sifat kenabian dan tidak ada yang mengetahui akhir dari sifat-sifat kenabian itu. Kata Mutiara Sufi Abul Qosim Al-Junaid * Kamu tidak akan bisa mencapai hakekat “Ubudiyah” selama dirimu masih diperbudak oleh sesuatu selain Allah. * Untuk mengangkat derajat seseorang ke jenjang lebih tinggi, maka harus melalui empat masalah meskipun amal dan ibadahnya sedikit yaitu melalui kesempurnaan iman Budi pekerti yang baik; Merendahkan diri; Pemurah; Dan Sifat-sifat penyantun. * Rahmat Allah diberikan kepada orang fakir dalam tiga situasi Saat ia makan; Saat ia bicara; Saat ia mendengar. * Siapa saja yang menyebut asma Allah tanpa bersaksi dan diyakini Nya, maka kata yang diucapkan itu bohong belaka. * Kiranya tujuanmu menjalankan sholat jangan hanya melaksanakan kewajiban saja, tanpa adanya perasaan bangga bertemu dengan Allah. * Iblis tidak akan pernah menyaksikan Allah sekalipun sangat taatnya, sedang Nabi Adam tidak kehilangan persaksiannya kepada Allah sekalipun ia berbuat kemaksiatan. * Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. Imam Syafi’i * Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. Lukman Hakim. * Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. Imam Ghozali Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. Abu Ayub as-Sakhtayani. Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. Bisyir Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. Fudlail bin Iyadl. Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. Yahya bin Said al-Qathan. Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. Ibnu Ruslan. Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. Syeikh Izzuddin bin Abdussalam. Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.Imam Ghozali. Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. Abul Hasan as-Sadzili. Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. Abdullah bin Abbas. Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. Hasan Bashri. Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan $ek$u4l. Imam Ghazali. Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. Abu Abdilah al- Shdiq. Berhati-hatilah dari berteman dengan Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. Sahl bin Abdullah. Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. Lukman Hakim. Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. Syaikh Abdul Qodir Jailani. Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. Umar bin Abdul Azis. Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. Imam SyafiĂ. Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani. Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. Fudhail bin Iyadh. Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. Abu Sulaiman. Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. Seorang Ulama. Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. Sahl Ibnu Abdullah. Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. Ibnu Atha. Jika seseorang m*ti dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. Ibnu Abdusalam. Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. Abdu Khodir jailani. Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? Hasan al Banna. Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. Imam al-Ghazali. Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. Sufyan ats-Tsauri. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. Ibnu Athaillah as-Sakandari. Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. Ibrahim bin Adham. Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Muhammad SAW. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. Imam al-Junaid. Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah. Hasanal-Bashri. Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi. AL-Qusyairi. Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak. Imam al-Ghazali. Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. Siriy Assaqathi. Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama. Syaikh Abdul Qadir Jailani. Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki. Ulama Shalaf. Para pembuat peti jenasah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu. Al-AuzaĂ. Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan. Imam SyafiĂ. Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia. Bisyir. Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berdzikir menyebabkan bertambah rasa cinta dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah. Hatim. Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah. Imam al-Ghazali. Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu. Fudhail. Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya. Atha’bin Yassar. Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. Imam SyafiĂ. Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. AbuSulaiman ad-Darani. Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya. Umar bin Utsman al-Maliky. Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu. Abdul Qasim an-Nawwawi. Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku. Abu Nawas. Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu. Sebagian Ulama. Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya. Mousthafaal-Gholayaini. Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. Ibnu Athaillah as-Sakandari. karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa. Muhammad Iqbal. Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berĂşzlah,. Katakan demikian, karena orang banyak bisa menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa. Sayyid Bakri al-Maliki. Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. Basyar bin al-Harits. Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu. Anas Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur. Ibrahim bin Khawwas. Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada m*ti dan merasa susah dengannya. Hasan. Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. Imam SyafiĂ. Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah. Adh-Dhahhak. Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya. Asy-Syubali. Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu. Abu Darba. Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. Imam SyafiĂ. Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku. Sebagaian Ulama. Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun. Abu Nawas. Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah. Abu Sulaiman Addarani. Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya. Dzinnun al-Mishry. Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup. Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu. Aktssam bin Shaifi. Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang. Ali bin Husein. Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ. Musthafa al-Gholayani. Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam. Kanjeng Nabi. Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya. Jalaludin Rumi. Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia. Kholid ar-RobaĂ. Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri. Ibrahim bin Adham. Ciri-ciri ulama akhirat antara lain dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak bertaqwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata aku tidak tahu. Imam al-Ghazali. Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian. Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga. Aku Sulaiman ad-Darani. Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya. Muhammad Iqbal. Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Syeikh Abdul QadirJailani. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia. Nasirin. Saya tidak bangga dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan sebagaimana saya tidak akan menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung usaha maksimal. Harun Al Rasyid Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. Ibnu Mas’ud Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. Imam An Nawawi Memohonlah kepada Allah supaya memperbaiki hati dan niatmu, karena tidak ada sesuatu yang paling berat untuk kau obati selain keduanya. Ketika hatimu sedang menghadap Allah maka seketika mungkin untuk berpaling, maka ketika menghadap itulah engkau harus merampasnya supaya tidak berpaling. Uwais al Qarni/ Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. Malik bin Dinar/Hilyatul Auliyaa’ Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan dari Allah untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi. MI Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. Muadz bin Jabal ra Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandar Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu K3m4ti4n menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku. Hasan Al-Basri Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih. Anisya LM Bahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-lebihan Tengku Abdul Wahab Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika engkau punya tugas selesaikanlah segera” Hasan Al-Banna Artikel Terkait
“Cukurlah janggut dan rambutmu. Tanggalkan pakaianmu dan gantilah dengan cawat bulu domba. Gantungkan sebungkus kacang di lehermu, kemudian kumpulkan anak-anak sebanyak mungkin dan katakan pada mereka,”Akan kuberikan sebutir kacang kepada setiap yang menampar kepalaku… JERNIH– Abu Yazid berkisah, “Dengan tatapan yang pasti aku memandang Allah setelah Dia membebaskan diriku dari semua makhluk-Nya, menerangi diriku dengan Cahaya-Nya, membukakan keajaiban-keajaiban rahasia-Nya dan menunjukkan kebesaran-Nya kepadaku. Setelah menatap Allah akupun memandang diriku sendiri dan merenungi rahasia serta hakekat diri ini. Cahaya diriku adalah kegelapan jika dibandingkan dengan Cahaya-Nya, kebesaran diriku sangat kecil jika dibandingkan dengan kebesaran-Nya, kemuliaan diriku hanyalah kesombongan yang sia-sia jika dibandingkan dengan kemuliaan-Nya.” “Di dalam Allah segalanya suci sedang di dalam diriku segalanya kotor dan cemar. Bila kurenungi kembali, maka tahulah aku bahwa aku hidup karena cahaya Allah. Aku menyadari kemuliaan diriku bersumber dari kemuliaan dan kebesaran-Nya. Apa pun yang telah kulakukan, hanya karena kemaha kuasaan-Nya. Apa pun yang telah terlihat oleh mata lahirku, sebenarnya melalui Dia. Aku memandang dengan mata keadilan dan realitas. Segala kebaktianku bersumber dari Allah, bukan dari diriku sendiri, sedang selama ini aku beranggapan bahwa akulah yang berbakti kepada-Nya.” “Hiasilah diriku dengan ke-Esaan-Mu, sehingga apabila hamba-hamba-Mu memandangku yang terpandang oleh mereka adalah ciptaan-Mu. Dan mereka akan melihat Sang Pencipta mata, bukan diriku ini. Keinginanku ini dikabulkan-Nya. Ditaruh-Nya mahkota kemurahan hati ke atas kepalaku dan Ia membantuku mengalahkan jasmaniku. Setelah itu, Dia berkata, “Temuilah hamba-hamba-Ku itu.” “Maka kulanjutkan pula pengembaraan yang tak berkesudahan di lautan tanpa tepi itu untuk beberapa lama. Aku katakan, “Tidak ada seorang manusia pun yang pernah mencapai kemuliaan yang lebih tinggi daripada yang telah kucapai ini. Tidak mungkin ada tingkatan yang lebih tinggi daripada ini.” “Tetapi ketika kutajamkan pandangan ternyata kepalaku masih berada di telapak kaki seorang Nabi. Maka sadarlah aku, bahwa tingkat terakhir yang dapat dicapai oleh manusia-manusia suci hanyalah sebagai tingkatan awal dari kenabian. Mengenai tingkat terakhir dari kenabian tidak dapat kubayangkan. Kemudian ruhku menembus segala penjuru di dalam kerajaan Allah. Surga dan neraka ditunjukkan kepada ruhku itu tetapi ia tidak peduli. Apakah yang dapat menghadang dan membuatnya peduli?” “Semua sukma yang bukan Nabi yang ditemuinya tidak dipedulikannya. Ketika ruhku mencapai sukma manusia kesayangan Allah, Nabi Muhammad SAW, terlihatlah olehku seratus ribu lautan api yang tiada bertepi dan seribu tirai cahaya. Seandainya kujejakkan kaki ke dalam lautan api yang pertama itu, niscaya aku hangus binasa. Aku sedemikian gentar dan bingung sehinga aku menjadi sirna. Tetapi betapa pun besar keinginanku, aku tidak berani memandang tiang perkemahan Muhammad Rasulullah SAW. Walaupun aku telah berjumpa dengan Allah, tetapi aku tidak berani berjumpa dengan Muhammad Rasulullah SAW. “ Kemudian Abu Yazid berkata, “Ya Allah, segala sesuatu yang telah terlihat olehku adalah aku sendiri. Bagiku tiada jalan yang menuju kepada-Mu selama aku ini masih ada. Aku tidak dapat menembus keakuan ini, apakah yang harus kulakukan?” Maka terdengarlah perintah, “Untuk melepas keakuanmu itu ikutilah kekasih Kami, Muhammad SAW. Usaplah matamu dengan debu kakinya dan ikutilah jejaknya.” “Maka terjunlah aku ke dalam lautan api yang tak bertepi dan kutenggelamkan diriku ke dalam tirai-tirai cahaya yang mengelilingi Muhammad Rasululah SAW. Dan kemudian tak kulihat diriku sendiri, yang kulihat Muhammad Rasulullah SAW.” “Aku terdampar dan kulihat Abu Yazid berkata,”Aku adalah debu kaki Muhammad, maka aku akan mengikuti jejak beliau SAW.” ** Suatu hari Abu Yazid berjalan-jalan dengan beberapa orang muridnya. Jalan yang sedang mereka lalui sempit dan dari arah yang berlawanan datanglah seekor anjing. Abu Yazid menyingkir ke pinggir untuk memberi jalan kepada binatang itu. Salah seorang murid tidak menyetujui perbuatan Abu Yazid ini dan berkata,” Allah Yang Maha Besar telah memuliakan manusia di atas segala makhluk-makhluk-Nya. Abu Yazid adalah “Raja di antara kaum mistik”, tetapi dengan ketinggian martabatnya itu beserta murid-muridnya yang taat masih memberi jalan kepada seekor anjing. Apakah pantas perbuatan seperti itu?” Abu Yazid menjawab,” Anak muda, anjing tadi secara diam-diam telah berkata kepadaku, “Apakah dosaku dan apakah pahalamu pada awal kejadian, sehingga aku berpakaian kulit anjing dan engkau mengenakan jubah kehormatan sebagai raja di antara para mistik?” Begitulah yang sampai dalam pikiranku dan karena itulah aku memberi jalan kepadanya”. ** Ada seorang pertapa di antara tokoh suci terkenal di Bustham yang mempunyai banyak pengikut dan pengagum. Tetapi ia sendiri senantiasa mengikuti pelajaran yang diberikan Abu Yazid. Dengan tekun ia mendengarkan ceramah-ceramah Abu Yazid dan duduk bersama sahabat-sahabat beliau. Pada suatu hari berkatalah ia kepada Abu Yazid, “Pada hari ini genap tiga puluh tahun lamanya aku berpuasa dan memanjatkan do’a sepanjang malam sehingga aku tidak pernah tidur. Namun pengetahuan yang engkau sampaikan ini belum pernah menyentuh hatiku. Walau demikian aku percaya kepada pengetahuan itu dan senang mendengarkan ceramah-ceramahmu.” “Walaupun engkau berpuasa siang malam selama tiga ratus tahun, sedikit pun dari ceramahku ini tidak akan dapat engkau hayati,” kata Abu Yazid. “Mengapa demikian?”tanya pertapa itu. “Karena matamu tertutup oleh dirimu sendiri,” jawab Abu Yazid. “Apakah yang harus kulakukan?”tanya pertapa. “Jika kukatakan, pasti engkau tidak mau menerimanya,”jawab Abu Yazid. “Akan kuterima. Katakanlah kepadaku agar kulakukan seperti yang engkau petuahkan.” “Baiklah,”jawab Abu Yazid. “Sekarang ini juga, cukurlah janggut dan rambutmu. Tanggalkan pakaian yang sedang engkau kenakan dan gantilah dengan cawat yang terbuat dari bulu domba. Gantungkan sebungkus kacang di lehermu, kemudian pergilah ke tempat ramai. Kumpulkan anak-anak sebanyak mungkin dan katakan pada mereka,”Akan kuberikan sebutir kacang kepada setiap orang yang menampar kepalaku. Dengan cara yang sama pergilah berkeliling kota, terutama sekali ke tempat di mana orang-orang sudah mengenalmu. Itulah yang harus engkau lakukan.” “Maha besar Allah! Tiada Tuhan kecuali Allah!” ujar Sang Pertapa setelah mendengar kata-kata Abu Yazid itu. “Jika seorang kafir mengucapkan kata-kata itu niscaya ia menjadi seorang Muslim”, kata Abu Yazid. “Tetapi dengan mengucapkan kata-kata yang sama engkau telah mempersekutukan Allah.” “Mengapa begitu?” tanya Pertapa. “Karena engkau merasa bahwa dirimu terlalu mulia untuk berbuat seperti yang telah kukatakan tadi. Kemudian engkau mencetuskan kata-kata tadi untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang penting, dan bukan untuk memuliakan Allah. Dengan demikian bukankah engkau telah mempersekutukan Allah?” “Saran-saranmu tadi tidak dapat kulaksanakan. Berikanlah saran-saran yang lain,” kata Pertapa, keberatan. “Hanya itu yang dapat kusarankan,”Abu Yazid menegaskan. “Aku tak sanggup melaksanakannya,” Si Pertapa mengulangi kata-katanya. “Bukankah telah aku katakan bahwa engkau tidak akan sanggup untuk melaksanakannya dan engkau tidak akan menuruti kata-kataku,” kata Abu Yazid. ** “Engkau dapat berjalan di atas air,” orang-orang berkata kepada Abu Yazid. “Sepotong kayu pun dapat melakukan hal itu,”jawab Abu Yazid. “Engkau dapat terbang di angkasa”. “Seekor burung dapat melakukan itu.” “Engkau dapat pergi ke Kakbah dalam satu malam.” ”Setiap orang sakti dapat melakukan perjalanan dari India ke Demavand dalam satu malam.” “Jika demikian, apakah yang harus dilakukan oleh manusia-manusia sejati?” tanya mereka kepada Abu Yazid. Abu Yazid menjawab, “Seorang manusia sejati tidak akan menautkan hatinya kepada selain Allah SWT.” ** Sedemikian khusyuknya Abu Yazid dalam berbakti kepada Allah, sehingga setiap hari apabila ditegur murid yang senantiasa menyertainya selama 20 tahun, ia akan bertanya,”Anakku, siapakah namamu?” Suatu ketika murid tersebut berkata pada Abu Yazid,” Guru, apakah engkau memper-olok-olokkanku? Telah 20 tahun aku mengabdi kepadamu, tetapi setiap hari engkau menanyakan namaku.” “Anakku,” Abu Yazid menjawab,”Aku tidak memperolok-olokkanmu. Tetapi nama-Nya telah memenuhi hatiku dan telah menyisihkan nama-nama yang lain. Setiap kali aku mendengar sebuah nama yang lain, segeralah nama itu terlupakan olehku.” ** Abu Yazid bercerita,”Suatu hari ketika sedang duduk-duduk, datanglah se
Selama tiga puluh tahun aku mencari Tuhan. Tapi ketika saya melihat dengan hati-hati saya menemukan bahwa pada kenyataannya Tuhan adalah pencari dan saya yang dicari. *** Melupakan diri Keakuan diri adalah mengingat Tuhan. *** Musa ingin melihat TuhanSaya tidak ingin melihat Tuhan *** Aku tidak pernah melihat cahaya yang bersinar lebih cemerlang dari pada cahaya keheningan. *** Saya tidak ingin berkehendak, karena kehendak saya tanpa nilai, karena saya tidak tahu apa-apa. Oleh karena itu, pilihlah untukku apa yang terbaik bagiMu dan jangan meletakkan kebinasaanku dalam memilih otomasi dan kebebasanku. *** Hal yang kita katakan tidak akan pernah bisa ditemukan dengan mencari, namun hanya pencari yang menemukannya. *** “Saya telah bermujahadah beribadah sungguh-sungguh selama 30 tahun. Tidak ada yang paling berat bagiku selain mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Kalau bukan karena perbedaan para ulama, pasti saya akan tetap mendalaminya. Perbedaan pendapat para ulama adalah rahmat kecuali dalam masalah tauhid.” Dikatakan pula bahwa Abu Yazid tidak meninggalkan dunia kecuali dia telah mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya. *** Pernah ditanyakan tentang awal taubat dan kezuhudannya, lalu dijawab, “Zuhud tidak mempunyai kedudukan.” Ditanyakan lagi, “Mengapa?” Jawabnya, “Karena ketika saya berzuhud selama tiga hari, pada hari keempatnya saya keluar dari zuhud. Hari pertama saya zuhud dari dunia dan seisinya, pada hari kedua saya zuhud dari akhirat dan seisinya, pada hari ketiga saya zuhud dari apa saja selain Allah. Maka pada hari keempat tiadalah yang tersisa selain Allah, lalu saya menemukan suatu kesimpulan pengertian. Tiba-tiba saya mendengar suara bisikan yang mengatakan, “Wahai Abu Yazid, tidak ada rasa takut orang yang bersama kami.” Saya pun menimpalinya, Inilah yang saya inginkan. Datanglah suara berikutnya yang mengatakan, 'Kamu telah menemukan, kamu telah menemukan.' *** Pernah ditanyakan, “Penghalang apa yang paling berat dalam melalui jalan menuju Allah?” Jawabnya, “Saya tidak dapat menerangkannya.” Ditanyakan lagi, “Usaha apakah yang paling ringan untuk menghindari nafsu?” Jawabnya, “Kalau ini saya dapat menerangkan. Saya pernah mengajak hawa nafsuku untuk taat pada Allah SWT., namun ia menolaknya, lalu saya jauhi air berpuasa selama setahun.” *** Jika kamu melihat seorang yang telah diberi keramat sampai ia bisa terbang di udara sekalipun, maka janganlah tertipu dengannya, sehingga kamu dapat menilai kesungguhannya dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah, dalam menjaga batas-batas hukum Allah, dan dalam melaksanakan syariat Allah. *** Pamanku, Al-Busthami pernah menceritakan dari ayahnya. Dia mengatakan, "Di suatu malam pernah Abu Yazid pergi ke suatu markas tempat untuk berdzikir di tempat itu, namun sampai pagi ia tidak dapat berdzikir. Saya tanyakan sebabnya, lalu dijawab, Saya teringat sebuah kata ketika saya masih kecil yang kata ini berputar-putar terus di lidahku, sehingga saya malu untuk berdzikir kepada Allah’." Risalah Qusairiyah Karangan Imam Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 093250 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79ce20f8151c9a • Your IP • Performance & security by Cloudflare
loading...Ulama sufi Abu Yazid Al-Busthami ketika memberi nasihat kepada muridnya. Foto Ilustrasi/dok dakwah islamiyyah Kisah Abu Yazid Al-Busthami ulama sufi berkebangsaan Persia lahir tahun 188 Hijriyah dengan seorang muridnya dapat dijadikan pelajaran berharga. Al-Busthami sendiri adalah nisbah ditujukan pada daerah kelahirannya Bistami, Qumis, di daerah tenggara Laut Kaspia, Iran. Beliau dikenal sebagai ulam alim dan pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang murid yang rajin mengikuti pengajiannya. Suatu hari, muridnya itu mengadu kepada Abu Yazid . "Guru, aku sudah beribadah tiga puluh tahun lamanya. Aku salat setiap malam dan puasa setiap hari, dan aku tinggalkan syahwatku. Tapi anehnya, aku belum menemukan pengalaman ruhani yang Guru ceritakan. Aku belum pernah saksikan apa pun yang Guru gambarkan."Baca Juga Kisah Ulama Sufi Abu Yazid dan Seekor Anjing Abu Yazid menjawab "Sekiranya kau puasa dan beribadah selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir pun dalam ilmu ini."Murid itu pun heran "Mengapa, ya Tuan Guru?" "Karena kau tertutup oleh dirimu," kata Abu Yazid . "Apakah ini ada obatnya, agar hijab ini tersingkap?" tanya sang murid."Boleh, tapi engkau takkan melakukannya." "Tentu saja akan aku lakukan," sanggah murid itu. Baca Juga "Baiklah kalau begitu. Sekarang pergilah ke tukang cukur, cukurlah rambut kepalamu dan jenggotmu, tanggalkan pakaianmu, pakailah baju yang lusuh dan compang-camping.""Kemudian gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka dengan lantang 'Hai anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang. Lalu datangilah juga pasarmu di mana jamaah kamu sering mengagumimu," kata Abu Yazid ."Subhanallah, engkau mengatakan ini padaku wahai Guru, apakah ini baik untuk kulakukan?" tanya murid itu terkejut. Abu Yazid berkata "Ucapan tasbihmu itu adalah syirik." Murid itu keheranan, "Mengapa bisa begitu?" Abu Yazid menjawab, "Karena kelihatannya kau sedang memuji Allah 'Azza wa Jalla, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu."Murid itu berkata, "Aku tidak mampu melakukannya, tunjukkan aku cara lain yang bisa kulakukan." Abu Yazid berkata "Mulailah dengan hal ini sebelum yang lain, sampai perasaan agungmu hilang, dan dirimu merasa rendah, lalu akan kuberitahu apa apa yang baik bagimu."Sang murid menjawab "Aku tidak mampu melakukannya." Abu Yazid berkata "Kau memang takkan mampu melakukannya!"Cerita ini menyimpan hikmah dan pelajaran yang amat berharga, di antaranya1. Abu Yazid mengajarkan bahwa orang yang sering beribadah mudah terkena penyakit ujub dan Abu Yazid menganjurkan muridnya berlatih menjadi orang hina agar ego dan keinginan untuk menonjol dan dihormati segera hilang, yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan Ujub seringkali terjadi di kalangan orang yang banyak beribadah. Orang sering merasa ibadah yang ia lakukan sudah lebih dari cukup sehingga ia menuntut Tuhan agar membayar pahala amal yang ia Orang yang gemar beribadah banyak biasa jatuh pada perasaan tinggi diri. Ibadah dijadikan cara untuk meningkatkan statusnya di tengah masyarakat. Orang itu akan kecewa bila tidak diberikan tempat yang memadai statusnya. Baca Juga SumberKitab Taqdiisul Asykhosh Fil Fikris Shufiy Jilid 1 rhs
kata mutiara abu yazid al busthami